Bahaya kidzib dalam Islam
Sifat kidzib atau lawan kata dari jujur ini harus dijauhi oleh umat muslim. Dalam Islam, orang yang mempunya sifat kidzib artinya juga memiliki sifat yang dimiliki orang munafik atau setara dengan orang munafik.
Melalui Al Quran, Allah SWT telah menerangkan beberapa bahaya yang akan ditimpakan bagi orang munafik ini. Seperti ditempatkan di neraka jahanam sesuai dengan firmanNya surat An Nisa ayat 145,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Artinya: "Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka."
Selain itu, Rasulullah SAW pernah berkata pada Abu Bakar Ash-Shiddiq RA tentang macam-macam dosa besar. Salah satunya yang disebutkan Rasulullah SAW adalah kidzib atau berbohong.
Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq, Rasulullah SAW bersabda,
"Ingatlah aku memberi kabar kepadamu tentang sebesar-besar dosa yang sangat besar, beliau mengatakan hingga tingka kali. Mereka sama menjawab, "Baiklah, wahai Rasulullah,"
Beliau bersabda, "Yaitu, menyekutukan Allah dan berani kepada orang tua." Sedang beliau duduk sambil bersandaran bersabda pula,
"Ingatlah dan juga berkata bohong," berkatalah Abu Bakrah, "Beliau terus mengulang-ngulang perkataan itu." (HR Bukhori).
Berkata bohong, dusta, persaksian dusta, kidzib atau pun lawan kata dari jujur termasuk dalam dosa yang besar. Jadi, bila umat musim melakukan hal tercela tersebut maka ia akan mendapatkan murka Allah SWT dan dijauhkan dari rahmatNya.
Jujur dalam niat artinya seseorang memiliki motivasi dari dirinya dalam beramal saleh. Hal ini dilakukan semata-mata mengharap ridha Allah SWT.
Jujur sendiri termasuk ke dalam sifat terpuji yang dianjurkan dalam Islam. Dari segi bahasa, jujur berasal dari kata sadaqa atau sidq yang artinya benar.
Perintah berperilaku jujur tercantum dalam sejumlah dalil, salah satunya hadits dari Abdullah bin Mas'ud. Rasulullah SAW bersabda,
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata benar (jujur) sehingga ia tercatat di sisi Allah sebagai orang yang benar." (HR Bukhari dan Muslim)
Mengutip buku Al-Qur'an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas IX tulisan H Aminudin dan Harjan Syuhada, jujur terbagi ke dalam sejumlah aspek. Jujur dalam niat termasuk salah satunya.
Lawan kata jujur dalam bahasa Arab adalah al kidzbu atau kidzib yang artinya bohong. Sementara jujur dalam bahasa Arab disebut dengan as shidqu atau shidiq. Hal ini dijelaskan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui laman resminya.
"Dalam bahasa Arab, kata jujur sepadan dengan kata as-shidqu atau shidiq, yang artinya benar atau nyata. Lawan kata as-shidqu adalah al-kidzbu yang artinya dusta atau bohong," tulis MUI, seperti dikutip Rabu (1/12/2021).
Kata kidzib berasal dari sejumlah istilah Arab yakni kadzaba, yukadzibu, kidzib yang bermakna bohong serta adanya perbedaan antara ucapan dan isi hati. Kidzib masuk dalam salah satu sifat yang tidak mungkin (mustahil) dimiliki para rasul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya, mustahil tindakan dan ucapannya tidak dapat dipercaya. Bahkan, telah dijelaskan dalam firman Allah SWT melalui surat An Najm ayat 2-4 yang berbunyi,
(2) مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ
(3) وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ
(4) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
Artinya: "Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."
Dijelaskan pula dalam surat An Najm ayat 11 bahwa para rasul tidak mungkin mendustakan apa yang dilihatnya,
مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَىٰ
Artinya: "Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya."
Mengutip buku Ilmu Tasawuf: Penguatan Mental-Spiritual dan Akhlaq karya Dr. H. Imam Kanafi, M.Ag, ada beberapa macam dusta yang dikenal dalam Islam di antaranya adalah,
Orang-orang yang memenuhi macam kidzib tersebut juga disebut sebagai orang munafik dalam hadits Rasulullah SAW. Sebab ciri-ciri orang munafik berdasarkan haditsnya adalah sebagai berikut,
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا ، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
Artinya: "Ada empat tanda, jika seseorang memiliki empat tanda ini, maka ia disebut munafik tulen. Jika ia memiliki salah satu tandanya, maka dalam dirinya ada tanda kemunafikan sampai ia meninggalkan perilaku tersebut, yaitu: jika diberi amanat, khianat; jika berbicara, dusta; jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi; jika berselisih, dia akan berbuat zalim." (HR Muslim).
Makna Jujur dalam Niat
Merujuk pada sumber yang sama, jujur dalam niat merupakan ketulusan dan ketepatan antara apa yang ditampakkan dan yang disembunyikan. Jika seseorang tidak jujur dalam niat, maka ia tampak melakukan suatu amalan karena Allah SWT padahal di dalam hati justru sebaliknya.
Orang yang berbuat hal tersebut pada hari kiamat kelak akan dibongkar oleh Allah SWT. Isi hatinya akan diperlihatkan dan dimintai pertanggungjawaban, dalam surah An Nisa ayat 108, Allah SWT berfirman:
يَسْتَخْفُونَ مِنَ ٱلنَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ ٱللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَىٰ مِنَ ٱلْقَوْلِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا
Artinya: "Mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah, karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridhai-Nya. Dan Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan."
Menurut buku PAI dan Budi Pekerti untuk Kelas X karya Nenden Munawaroh dan Ijudin, niat yang baik dan tulus serta ikhlas karena Allah akan bernilai ibadah. Niat yang baik tentu akan dilaksanakan dengan sikap jujur.
Selain jujur dalam niat, ada juga jujur dalam ucapan atau lisan. Mereka yang jujur seperti ini menjaga segala ucapan yang keluar dari mulutnya.
Dengan demikian, seseorang tidak menyebarkan sesuatu yang belum jelas kebenarannya. Selain itu, tentu saja mereka berdoa kepada Allah SWT agar selalu menjaga diri untuk jujur dalam lisan.
Selanjutnya ada jujur dalam perbuatan yang berarti dalam beramal selalu terikat dengan syariat. Mereka yang jujur dalam perbuatan selalu beramal dengan rasa ikhlas dan mengharap ridha Allah SWT tanpa dicampuri niat lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jujur atau kejujuran mengacu pada aspek karakter, moral dan berkonotasi atribut positif dan berbudi luhur seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan, termasuk keterusterangan pada perilaku, dan beriringan dengan tidak adanya kebohongan, penipuan, perselingkuhan, dll Selain itu, kejujuran berarti dapat dipercaya, setia, adil, dan tulus. Kejujuran dihargai di banyak budaya etnis dan agama [1] "Kejujuran adalah kebijakan terbaik" adalah pepatah dari Benjamin Franklin.; Namun, kutipan "Kejujuran adalah bab pertama dalam buku kebijaksanaan" tersebut diberikan untuk Thomas Jefferson, seperti yang digunakan dalam sebuah surat kepada Nathaniel Macon.
© 2024 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.